Google
 

a



Senin, 09 Juli 2007

Susu kedelai

Kedelai

Kedelai sebagai bahan makanan memunyai nilai gizi cukup tinggi. Di antara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Dalam lemak kedelai terkandung beberapa fosfolipida penting, yaitu lesitin, sepalin dan lipositol.

Kedelai sudah diyakini banyak orang untuk penyembuhan penyakit, seperti diabetes, ginjal, anemia, rematik, diare, hepatitis, dan hipertensi. Kandungan zat dalam kedelai diyakini cukup berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit tersebut.

Banyak produk makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai, di antaranya adalah susu kedelai yang dibuat dari ekstrak kedelai. Kadar protein dan komposisi asam amino serta lemak dalam susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Komposisi itu bergantung pada varietas kedelai dan cara pengolahannya.

Susu kedelai

Susu kedelai adalah minuman serupa susu yang dibuat dari kedelai. Minuman ini berasal dari Tiongkok dan merupakan emulsi stabil minyak, air, dan protein. Susu kedelai memiliki komposisi yang mirip dengan susu: 3,5% protein, 2% lemak, serta 2,9% karbohidrat. Susu kedelai dapat dibuat dengan peralatan dapur sederhana dengan menggerus kedelai kering dengan air, ataupun dengan menggunakan mesin.

Komposisi susu kedelai hampir sama dengan komposisi susu sapi. Oleh karena itu, susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu kedelai sangat baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi terhadap susu sapi maupun mereka yang menderita lactose intolerance (yaitu mereka yang kurang atau?tidak mempunyai enzim laktase dalam saluran pencernaannya sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi).

Susu kedelai juga dikenal sebagai minuman kesehatan, karena tidak mengandung kolesterol melainkan kandungan phytokimia, yaitu suatu senyawa dalam bahan pangan yang memunyai khasiat menyehatkan.

Untuk balita, dua gelas susu kedelai sudah dapat memenuhi 30% kebutuhan protein dalam sehari. Komposisi asam amino dalam protein susu kedelai jika dibandingkan dengan susu sapi adalah jumlah asam amino metionin dan sisteinnya yang lebih sedikit. Namun, susu kedelai memiliki kandungan asam amino lisin yang cukup tinggi. Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan riboflavin, niasin, piridoksin, dan golongan vitamin B lainnya yang tinggi, serta vitamin E, dan vitamin K.

Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein dalam susu sapi. Susu kedelai memang kandungan mineralnya (terutama kalsium) lebih sedikit jika dibandingkan dengan susu sapi. Karena itu, penambahan atau fortifikasi mineral dan vitamin biasanya sering dilakukan oleh industri yang memproduksi susu kedelai.

Dari total karbohidrat dalam susu kedelai, hanya 12-14% yang dapat digunakan secara biologis oleh tubuh. Karbohidratnya terdiri dari golongan oligosakarida dan polisakarida. Golongan oligosakarida terdiri dari sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air. Sedangkan golongan polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut dalam air dan alkohol, serta tidak dapat dicerna.

Jika dibuat dengan cara yang kurang baik, susu kedelai diduga masih mengandung senyawa-senyawa antigizi dan senyawa penyebab off-flavor (penyimpan cita rasa dan aroma pada produk kedelai olahan) yang berasal dari bahan baku kedelai itu sendiri. Senyawa-senyawa antigizi itu antara lain antitripsin, hemaglutinin, asam fitat, dan oligosakarida penyebab flatulensi (timbulnya gas dalam perut sehingga perut menjadi kembung). Sedangkan senyawa penyebab off-flavor pada kedelai misalnya glukosida, saponin, estrogen, dan senyawa-senyawa penyebab alergi. Dalam pembuatan susu kedelai, senyawa-senyawa itu harus dihilangkan agar menghasilkan susu kedelai dengan mutu yang baik dan aman untuk dikonsumsi.

Setahun lalu, kesimpulan muncul bahwa konsumsi susu kedelai bisa mempengaruhi kemampuan bayi melawan infeksi dan penyakit. Namun beberapa ilmuwan berpendapat bahwa jika kedelai memiliki dampak signifikan pada kesehatan bayi, maka itu akan terlihat dari sekarang
Namun jika tidak mau ambil risiko, hal paling aman yang bisa dilakukan adalah mengganti konsumsi susu kedelai dengan Air Susu Ibu (ASI) atau susu sapi. Tapi dalam kasus di mana perempuan diharuskan oleh para ahli medis untuk mengonsumsi kedelai, maka sebaiknya konsumsi tersebut tetap dilanjutkan.

Tidak ada komentar:

b

Google