Cara Budidaya Tanaman
Cabai Di Pot.
Tanaman ini merupakan
sesuatu yang paling sering diminati karena merupakan bumbu utama untuk membuat
masakan di Indonesia. Tetapi harga dari buah cabe ini sering melambung tinggi
padahal sebenarnya tanaman ini sangat mudah untuk di tanam di teras, pekarangan
dan di loteng rumah sekalipun tetapi hal ini sering kita lupakan karena
harganya juga sering murah. kali ini admin konsultasi sawit akan mencoba untuk
menyampaikan informasi tentang cara bertanam cabe dalam pot.
Sebelum mengetahui
cara budidayanya kita harus mengetahui syarat hidupnya terlebih dahulu.Adapun
syarat tumbuh tanaman cabai :
- Tanah tempat
penanaman cabai (cabe) harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8. Sebaiknya
menggunakan kompos untuk mengisi pot atau polibagnya.
- Tanaman cabai (cabe)
memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya.
- Angin sepoi-sepoi
cocok untuk budidaya cabai (cabe).
- Intensitas sinar
matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam
per hari. Jadi bisa di budidayakan di teras rumah sebagai pengganti bunga
jika anda tidak memiliki pekarrangan atau halaman rumah.
- Sedangkan suhu
optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai (tanaman cabe) 24C - 28C.
Tehnik budidaya
tanaman cabai Dalam Pot :
Bahan - Bahan
Untuk budidaya tanaman
cabe anda sebaiknya menyiapakn bahan-bahan :
1. Ember, pot, karung,
polibag sebagai tempat penanaman
2. Kompos sebagai
media tanam
3. Benih atau bibit
cabe karena kita akan menanamnya.
Peralatan yang
dibutuhkan adalah cukup dengan tangan saja dan alat penyiram bisa gayung,
ember, gembor dan lain sebagaianya.
Tahapan Budidaya :
1. Siapkan tempat
penanaman baik itu pot, ember, karung atau polibag
2. Isi dengan kompos
sampai penuh
3. Siram hingga kompos
akan menjadi lebih padat.
4. Tanam benih cabe
sebanyak 2-3 biji untuk setiap pot dengan kedalaman lobang 1 cm
5. Tutup kembali
lobang tanam
7. Siram kembali
Biasanya tanaman cabe
akan mulai tumbuh 10 hari setelah tanam.
Pemeliharaan Tanaman
cabe :
1. Pengendalian
gulma/rumput dan tanaman cabai (cabe) terserang hama penyakit disingkirkan dari
pot secara manual dengan tangan.
4. Pemupukan tanaman
cabai
Diberikan dengan cara
pengocoran :
- Umur 15 hst dan 30
hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman,
tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
- Umur 45 hst dan 60
hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman,
tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
- Umur 75 hst, 90 hst
dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000
tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
Pupuk daun
- Kandungan
Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.
- Kandungan
Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.
Hama dan penyakit
tanaman cabai :
Hama cabai
Gangsir
Gangsir tanaman cabai
(cabe) adalah Brachytrypes portentosus. Hama ini menyerang tanaman muda yang
baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan malam hari, sedangkan siang
harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir membuat liang dalam tanah sampai
kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabai (cabe) dengan cara memotong
pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Ulat Tanah
Ulat tanah tanaman
cabai (cabe) adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai
(cabe) di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di
balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabai (cabe) muda dengan
cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang
tanam.
Ulat Grayak
Ulat grayak tanaman
cabai (cabe) adalah Spodoptera litura. Hama ini menyerang bagian daun tanaman
cabai (cabe) dengan cara bergerombol. Daun menjadi berlubang dan meranggas.
Ulat grayak disebut juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini
menyerang tanaman cabai (cabe) malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di
balik mulsa atau dalam tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian
kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin,
profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ulat Buah
Ulat buah tanaman
cabai (cabe) adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang buah muda dengan cara
membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin,
profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Thrips
Thrips tanaman cabai
(cabe)e adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak
keperakan pada daun tanaman cabai (cabe) yang terserang. Hama ini lebih suka
mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman yang terserang
mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Daun
Kutu daun tanaman
cabai (cabe) adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai
(cabe) terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang
semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung
dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai (cabe) menjadi kerdil. Pengendalian
kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
Kutu Kebul
Kutu kebul tanaman
cabai (cabe) adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya
diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap
cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
Tungau
Tungau tanaman cabai
(cabe) adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah
(Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap
cairan daun. Daun cabai (cabe) yang terserang berwarna kecoklatan, terpelintir,
serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah
atau kuning. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan
aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin,
atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Lalat Buah
Lalat buah tanaman
cabai (cabe) adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara
menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva,
telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabai (cabe) sehingga buah menjadi
busuk. Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap lalat (sexpheromone),
caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan
posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai
lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif
metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida
berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil,
kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.
Nematoda
Nematoda tanaman cabai
(cabe) adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya
bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat
kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabai
(cabe). Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder,
seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain
penyerang akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida
berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
Penyakit Cabai :
Rebah Semai
Rebah semai tanaman
cabai (cabe) adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa menyerang tanaman
cabai (cabe) fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara
pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif
propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf
dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau
tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.
Layu Bakteri
Bakteri penyebab layu
tanaman cabai (cabe) adalah Pseudomonas sp. Penyakit layu bakteri sering
menggagalkan tanaman, tanaman cabai (cabe) yang terserang mengalami kelayuan
pada daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain
meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan
penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari
golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam
oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara
biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan
70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh
wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
LayuFusarium
Cendawan penyebab layu
tanaman cabai (cabe) adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabai (cabe) yang
terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke
daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH
tanah, memusnahkan tanaman cabai (cabe) terserang, melakukan penggiliran
tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif
benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara
biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan
70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh
wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Phytophtora
Cendawan penyebab
busuk phytophtora tanaman cabai (cabe) adalah Phytopthora infestans. Penyakit
ini menyerang semua bagian tanaman. Serangan pada Batang ditandai bercak coklat
kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (cabe)
layu. Daun yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang
ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang
bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil,
kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan
aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram,
atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Busuk Kuncup
Penyakit busuk kuncup
tanaman cabai (cabe) adalah Choanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncup
menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan ranting tanaman cabai (cabe). Ranting
yang terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan
ujung tanaman cabai (cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati
membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan
aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida,
simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak,
contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb,
ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Cercospora
Cendawan bercak
cercospora tanaman cabai (cabe) adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak
cercospora menyerang daun, tangkai buah, batang dan cabang tanaman cabai
(cabe). Gejala serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah,
bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai
putih, tepi bercak berwarna lebih tua. Daun yang terserang parah berwarna
kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh
bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat,
karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan
aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Antraknosa(Patek)
Cendawan antraknosa
tanaman cabai (cabe) adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum.
Antraknosa sering juga diistilahkan patek. Serangan pada buah ditandai bercak
agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa
spora berwarna merah jambu. Buah yang terserang harus dimusnahkan dari area penanaman
cabai (cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan
aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim,
difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif
klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
Virus
Virus tanaman cabai
(cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit
yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala
serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman cabai (cabe) mengerdil, daun
mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai
saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu
tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat
berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan
tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui
alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya
penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi
inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman
cabai (cabe) terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga
kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai
(cabe).
Panen cabai :
Cabai (cabe) merah
dapat dipanen pada umur 110 hst. Buah dipanen adalah buah 80% masak.
Demikian informasi
tentang cara budidaya tanaman cabai dalam pot semoga dapat membantu dan
bermanfaat.
(Diambil dari berbagai sumber).
1 komentar:
Qnc Jelly Gamat Asli
Posting Komentar